Rabu, 15 Desember 2010
Selasa, 14 Desember 2010
transcultural nursing
RESUME TRANSCULTURAL NURSING
Konsep dalan transkep :
• Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
• Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
• Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan adalah bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
• Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
• Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
• Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.
• Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
• Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
• Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
• Cultural care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
• Cultural impotition dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.
Paradigma :
• Leininger (1985) : cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep asuhan keperawatan.
• Andrew and Boyle (1995) :
a. Manusia : individu, keluarga, dan kelompok
b. Sehat
c. Lingkungan : perkembangan, kepercayaan, perilaku klien serta fisik social dan simbolik.
d. Keperawatan : mempertahankan budaya, negosiasi budaya, restrukturisasi.
Proses keperawatan mencangkup :
• Pengkajian : anamneses, interview, observasi, studi dokumen, pemeriksaan fisik.
• Diagnosa keperawatan :
Giger and Davidhizar, 1995 : gangguan komunikasi verbal, interaksi sosial, dan ketidakpatuhan dalam pengobatan.
• Perencanaan dan pelaksanaan :
a. Cultural care preservation
b. Cultural care accommodation
c. Cultural care repartening
Andrew and Boyle, 1995 : mempertahankan budaya, mengakomodasi budaya, dan merubah budaya.
• Evaluasi : keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, dan beradaptasi dengan budaya klien.
Berfikir kritis adalah proses kognitif atau mental yang mencangkup penilaian dan analisa rasional terhadap semua informasi dan ide yang ada serta merumuskan kesimpulan dan keputusan. Berpikir kritis memberikan pertimbangan karena bukti, konteks penilaian, kriteria yang relevan untuk membuat keputusan dengan baik, metode yang berlaku atau teknik untuk membentuk penghakiman, dan konstruksi teoretis yang berlaku untuk memahami masalah.
Edward Glaser, 1941. Menulis bahwa kemampuan untuk berpikir kritis meliputi tiga hal yaitu
1. Sikap “membuang” (keadaan pikiran tentang sesuatu) untuk dipertimbangkan dalam cara berpikir dalam masalah dan mata pelajaran yang datang dalam rentang pengalaman seseorang.
2. Pengetahuan tentang metode penyelidikan secara logis dan mempunyai penalaran.
3. Memiliki beberapa keterampilan dalam menerapkan metode tersebut.
Berpikir kritis juga suatu cara mengambil masalah kehidupan yang tak terlepas dari ruang lingkup pikiran, seorang pemikir kritis harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Menimbulkan pertanyaan penting dan masalah, merumuskan dengan jelas dan tepat.
2. Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan ide-ide abstrak untuk menafsirkan secara efektif.
3. Datangkan sebuah kesimpulan dengan alasan dan solusi, menguji mereka terhadap kriteria dan standar yang relevan.
4. Berpikir terbuka pikiran terarah dalam pemikiran, pengakuan dan penilaian, sebagai yang mereka asumsikan, implikasi, dan konsekuensi praktis, dan
5. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam memikirkan solusi untuk masalah yang kompleks tanpa terlalu dipengaruhi oleh pemikiran orang lain mengenai berbagai masalah.
Aspek-aspek dalam berfikir kritis
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan. Namun, beberapa aktifitas kognitif atau mental dapat diidentifikasi sebagai komponen-komponen utama dalam berfikir kritis.
• Mengajukan sebuah pertanyaan untuk menentukan alasan dan penyebab
• Mengumpulkan data
• Memvalidasi informasi yang tersedia
• Menganalisa informasi
• Menggunakan pengalaman dan pengetahuan klinis yang lalu
• Mempertahankan suatu sikap fleksibel
• Mempertimbangkan pilihan yang tersedia dan menilai tiap pilihan menurut keuntungan dan kerugian
• Merumuskan suatu keputusan.
Perawat harus menggunakan keterampilan berfikir kritis dalam semua keadaan:
• Perawatan klinis, faktor-faktor yang dibawa oleh pasien dalam situasi perawatan kesehatan dipertimbangkan, dipelajari, dianalisa, dan diinterpretasikan.
• Ambulatori
• Perawatan extended dalam panti dan komunitas
Tahap-tahap proses keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu sistem yang cermat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dan keperawatan seseorang. Komponen yang sering dikutip mencangkup :
• Pengkajian
• Perencanaan
• Implementasi
• Evaluasi
Menurut the 1991 American Nurses Assosiation Standart of Clinical Nursing Practice mencangkup komponen tambahan yaitu :
• Pengkajian
• Diagnosa
• Identifikasi hasil akhir
• Perencanaan
• Implementasi
• Evaluasi
Transcultural Nursing Research adalah teori berdasarkan disiplin humanistik, yang dirancang untuk melayani individu, organisasi, masyarakat, dan masyarakat. Manusia perawatan/kepedulian didefinisikan dalam konteks budaya. Budaya peduli kompeten hanya dapat terjadi ketika nilai-nilai budaya perawatan dikenal dan melayani sebagai dasar untuk perawatan yang berarti. Misi Transcultural Nursing Research adalah untuk meningkatkan kualitas budaya kongruen, kompeten, dan adil peduli bahwa hasil dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang di seluruh dunia. Visi Transkultural Nursing Research berusaha untuk memberikan perawat dan perawatan kesehatan profesional lainnya dengan basis pengetahuan yang diperlukan untuk memastikan kompetensi dalam praktek budaya, pendidikan, penelitian, dan administrasi.
konsep berubah
You are here: Home Ronce Ngalam Konsep Berubah, Ijen Walk Lebih Eksklusif
Konsep Berubah, Ijen Walk Lebih Eksklusif |
Minggu, 05 September 2010 19:21 |
MALANG – Konsep Ijen Walk sebagai pusat gaya hidup dan hiburan di area perumahan eksklusif, Ijen Nirwana Residence akan diubah dengan konsep yang lebih eksklusif. Pada saat diperkenalkan tahun lalu, Ijen Walk dikonsep sebagai area yang memadukan tempat belanja, bersantap dan hangout. Dari konsep tersebut, di area Ijen Walk akan dibangun mall yang sebagian indoor dan sebagian lagi outdoor dengan taman untuk aktivitas para komunitas. Namun setelah konsep ini ditawarkan kepada penghuni di dalamnya, ternyata mereka kurang menyetujuinya. “Saat kami menawarkan konsep ini kepada penghuni, mereka kurang menerima dengan alasan akan mengganggu lingkungan di sekitar Ijen Nirwana Residence. Memang sedari awal konsep perumahan ini mengedepankan ketenangan dan kenyamanan hunian. Karena alasan itu, konsep Ijen Walk sebagai pusat gaya hidup dan hiburan pun kami ubah,” ujar Promotion and Marketing Development Dept Head Ijen Nirwana Residence, Yudi Affandi pada Malang Post. Konsep terbaru yang dikantongi oleh Ijen Nirwana Residence untuk menggarap Ijen Walk ini akhirnya diarahkan pada perpaduan life style center, hotel and resort, serta recreation and community park. Konsep anyar ini memang tidak jauh dari gaya hidup dan hiburan, tetapi segmentasinya lebih eksklusif, seperti keberadaan perumahan itu sendiri. ”Setelah melakukan komunikasi dengan para penghuni, Juli lalu kami berkonsultasi dengan konsultan. Dan hasilnya, konsep final untuk Ijen Walk ini adalah perpaduan tiga fungsi, yakni life style center, hotel and resort, serta recreation and community park,” lanjutnya. Dari ketiganya, yang membuat konsep Ijen Walk tampil lebih eksklusif adalah keberadaan hotel dan resort. Saat ini kebutuhan akan hotel dan resort di wilayah Malang, utamanya kota, memang cukup tinggi. Sebab dengan peningkatan sektor pariwisata di Kota Batu yang cukup pesat serta sektor bisnis di Kota Malang, banyak bussinesman yang membutuhkan tempat peristirahatan dengan perpaduan dua fungsi tersebut. Dengan konsep baru yang sudah matang ini, rencananya pihak Ijen Nirwana Residence mulai membangun Ijen Walk tahun depan. Pembangunan akan menggunakan 1,8 Ha lahan milik Ijen Nirwana yang sudah disiapkan sejak pertengahan tahun lalu ditambah dengan 5,2 Ha yang saat ini pengelolaannya berada di pihak lain. (nda/han) |
kloning
Manusia Kloning Pertama Bernama Eve Kini Berusia 5 Tahun
Ditulis oleh luxboy pada 19 Mar, 2009 | Kategori: Teknologi
Manusia kloning pertama di dunia bernama Eve, bayi perempuan itu kini berusia 5 tahun. Sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama.
Era manusia super mungkin bakal segera terwujud. Dunia tidak akan kekurangan stok manusia-manusia super genius sekelas Albert Einsten atau atlet handal sekelas Carl Lewis atauaktris sensual Jennifer Lopez. Manusia-manusia super itu bakalan tetap lestari di muka bumi. 100% sama persis, yang beda hanya generasinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi.
Klaim Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu makin mendekatkan pada impian tersebut. Walaupun ini masih sebuah awal.
Clonaid adalah sebuah perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka mempercayai kehidupan di bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa genetika.
Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal. Empat bayi kloning lainnya akan dilahirkan tahun ini, bahkan bayi kloning kedua akan lahir minggu ini.
Clonaid berencana mengimplantasi 20 klon manusia Januari ini. Pada saat bersamaan, para ahli independen akan diundang untuk melihat prosesnya sehingga bisa menyaksikan bagaimana contoh kloning, pertumbuhan embryo dan implantansinya.
Soal kekhawatiran banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil kloning pada binatang yang dijadikan model pada kloning manusia, Broisselier menandaskan, kedua prosedur itu tidak bisa dibandingkan. Masalah yang timbul pada kloning binatang merupakan hasil dari prosedur khusus yang digunakan ilmuwan untuk mereproduksi binatang. Jadi bukan pada proses kloningnya.
“Kami orang-orang serius dan bertanggungjawab karena ini berhubungan dengan masalah kemanusiaan. Kami memberikan hak dan pilihan pada orang tua untuk memilih anak-anak sesuai gen mereka. Jika dalam proses kloning, peneliti Clonaid mendeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan,” katanya.
Kelahiran Eve merupakan sebuah kejutan. Sebelumnya para ilmuwan bersiap menerima kelahiran bayi kloning pertama ‘karya’ dokter ahli kesuburan Italia, Dr. Severino Antinori, awal Januari 2003.
Dua Lagi Wanita Hamil
Menurut Antinori saat ini ada dua wanita lain yang juga sedang mengandung bayi hasil kloning, dengan usia kandungan 27 dan 28 minggu. Namun ia menolak bertanggungjawab atas proses pengklonan terhadap kedua wanita tersebut, walaupun ia bertindak sebagai penasehat.
Menurut Antinori saat ini ada dua wanita lain yang juga sedang mengandung bayi hasil kloning, dengan usia kandungan 27 dan 28 minggu. Namun ia menolak bertanggungjawab atas proses pengklonan terhadap kedua wanita tersebut, walaupun ia bertindak sebagai penasehat.
Antinori adalah ahli kesuburan yang piawai. Ia telah mendeklarasikan keberhasilannya mengklon babi dan primata dan berhasil menerobos prosedur fertilitas konvensional dengan membuat seorang wanita hamil pada usia 62 tahun pada 1994.
Kebanyakan ilmuwan setuju, reproduksi manusia dengan cara kloning memang memungkinkan. Namun mereka menekankan, eksperimen seperti itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tingginya resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran.
“Upaya mengkloning manusia adalah tindakan tidak bertanggungjawab dan menjijikkan serta mengabaikan banyaknya bukti ilmiah dari 7 spesies mamalia yang sejauh ini sudah dikloning,” kata Rudolf Jaenisch, ahli kloning dari Massachusetts Institute of Technology.
Ilmuwan Roslin’s Institute, Ian Wilmut yang berperan dalam kelahiran Dolly menegaskan, kloning pada manusia amat mengejutkan karena jumlah kegagalan yang tinggi dan kematian pada bayi yang baru lahir.
Kloning pada binatang menunjukkan adanya kelemahan. Dolly, mamalia pertama yang berhasil dikloning terbukti menderita arthritis pada usianya yang masih muda.
Domba betina ini dikloning dengan teknik kloning transfer inti sel somatik (sel tubuh). DNA Dolly berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya yang kemudian difusikan dengan sel ‘mammary’ (sel kelenjar susu). Sel yang telah bergabung berkembang menjadi embryo yang kemudian ditanamkan pada biri-biri pengganti.
Perlu 227 Percobaan
Walau dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning pada manusia lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Para ilmuwan khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan ‘memunculkan’ malformasi.
Walau dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning pada manusia lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Para ilmuwan khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan ‘memunculkan’ malformasi.
National Bioethics Advisory Commission mengemukakan, penggunaan binatang guna memahami proses-proses biologi seperti dalam kasus Dolly, memberikan harapan besar bagi kemajuan dunia medis di masa depan. Namun tidak ada pembenaran untuk riset dengan tujuan menghasilkan anak manusia melalui teknik ini.
Para ilmuwan juga amat risau dengan risiko medik dan ketidakpastian yang berhubungan dengan kloning manusia. Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di klon, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil kloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun , dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker.
Risiko buruk juga mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi kloning. Menurut ahli perkembangan embryo pada mamalia, Prof Richard Gardner, para wanita tersebut beresiko terkena satu jenis kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang menyerang rahim, yaitu choriocarcinoma.
Mengacu pada berbagai risiko ini banyak negara melarang dilakukannya riset-riset kloning pada manusia. Presiden AS kala itu Bill Clinton mengeluarkan rekomendasi moratorium atau penghentian riset kloning manusia selama 5 tahun. Hampir semua agama juga melarang teknologi kloning pada manusia.
Namun selain memiliki sisi gelap, penelitian kloning pada manusia sebenarnya memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Teknik kloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan pengobatan.
Pro dan Kontra
Bertolak dari manfaat dan mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan mengenai aturan pemakaian teknologi kloning. Sebab ditangan ilmuwan ‘hitam’, kloning bisa menjadi malapetaka.
Bertolak dari manfaat dan mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan mengenai aturan pemakaian teknologi kloning. Sebab ditangan ilmuwan ‘hitam’, kloning bisa menjadi malapetaka.
Seorang anggota kelompok Raelian, Brigitte Boisselier mengatakan, bukti ilmiah akan diajukan segera, jika saya tidak mengajukan bukti ilmiah, pasti Anda mengatakan saya telah mengarang cerita. Jadi satu-satunya cara adalah kami akang mengundang seorang pakar independen ke tempat orang tua bayi itu. Di sana ia bisa mengambil contoh sel dari bayi dan ibunya, untuk kemudian membandingkannya. Jadi, Anda akan mendapatkan bukti.
Raelian sejauh ini dikenal sebagai sekte agama yang percaya bahwa kehidupan di luar angkasa telah menciptakan kehidupan di bumi. Kelompok yang mendapat pengakuan resmi pemerintah negara bagian Quebec, Kanada, sebagai gerakan agama di tahun 1990-an ini mengklaim memiliki 55 ribu anggota di berbagai penjuru dunia, termsuk Amerika. Kelompok ini memilki sebuah taman yang terbuka untuk umum bernama UFOland, dekat Montreal.
Memperbaiki Keturunan
Kloning terhadap manusia (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat – yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional.
Memperbaiki Keturunan
Kloning terhadap manusia (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat – yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional.
Revolusi kloning manusia ini semakin memantapkan dominasi sains Barat terhadap kehidupan manusia, termasuk kaum Muslim.
Apalagi, efek berikutnya dari perkembangan revolusi ini yaitu penggunaan dan pemanfaatannya akan selalu didasarkan pada ideologi tertentu. Bagi kaum Muslim sendiri, meskipun eksperimen ilmiah dan sains itu bersifat universal, dalam aspek penggunaannya harus terlebih dulu disesuaikan dengan pandangan hidup kaum Muslim.
Persoalan yang pertama adalah terkait dengan kontroversi adanya “intervensi penciptaan” yang dilakukan manusia terhadap “tugas penciptaan” yang semestinya dilakukan oleh Allah SWT. Dan persoalan yang kedua adalah bagaimana posisi syariat menghadapi kontroversi pengkloningan ini. Apakah syariat mengharamkan atau justru sebaliknya menghalalkan?
holistic care
|
transplantasi organ
Senin, 04 Mei 2009
TRANSPLANTASI ORGAN DAN JARINGAN TUBUH
JARINGAN TUBUH
I.DEFINISI
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat.
Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasie dengan kegagalan organnya,karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dan hingga dewasa ini terus berkembang dalam dunia kedokteran,namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja,karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik,yaitu dari segi agama,hokum,budaya,etika dan moral.kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi transplatasi,adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor,LRD)dan donasi organ jenazah.karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait(hulum,kedokteran,sosiologi,pemuka agama,pemuka masyarakat),pemerintah dan swata.
II.JENIS-JENIS TRANSPLANTASI
Kini telah dikenal beberapa jenis transplantasi atau pencangkokan ,baik berupa cel,jaringan maupun organ tubuh yaitu sebagai berikut:
1.TRANSPLANTASI AUTOLOGUS
Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi,
2.TRANSPLANTASI ALOGENIK
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga,
3.TRANSPLANTASI SINGENIK
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada gambar identik,
4.TRANSPLANTASI XENOGRAFT
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama spesiesnya.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak,
- Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit ginjal sumsum tulang dan darah (transfusi darah).
-Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung,hati,ginjal,kornea,pancreas,paru-paru dan sel otak.
Dalam 2 dasawarsa terakhir telah dikembangkan tehnik transplantasi seperti transplantasi arteria mamaria interna dalam operasi lintas koroner oleh George E. Green. dan Parkinson
A.SEL INDUK
Berasal dari bahasa inggris (stem cell) merupakan sel yang belum berdeferensiasi dan mempunyai potensi untuk dapat berdeferensiasi menjadi jenis sel lain.kemampuan tersebut memungkinkan sel induk mrnjadi sistem perbaikan tubuh dengan menyediakan sel-sel baruselama organisne bersangkutan hidup.
Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel induk berpotensi untuk mengubah keadan penyakit manusia deangan cara digunakan perbaikan jaringan atau organ tubuh tertentu,hal ii tampaknya belum benar-benar diwujudkan dewasa ini.
Penelitian sel induk dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960_an setelah dilakukannya penelitian oleh ilmuan kanada,Ernest A.McCulloch dan James E.Till.
B.MACAM-MACAM SEL INDUK
Berdasarkan potensi :
• Sel induk ber-totipotensi (toti=total)
• Sel induk ber-multipotensi
• Sel induk ber-unipotensi (uni-tunggal)
Berdasarkan asalnya :
Sel induk embrio (embrio stem cell)
Sel induk dewasa (adult stem cell)
Menurut sumbernya transplantasi sel induk dapat dibagi menjadi :
Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow transplantation)
Sumsun tulang adalah jaringan spond yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang,tulang dada,tulang punggung dan tulang rusuk.
Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoetik.
Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation)
Peredaran tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang terkandung tidak sebanyak pd sumsum tulang.untuk jumlah sel induk mencukupi suatu transplantasi.biasanya pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF). Transplantasi dilakukan dengan proses yang disebut Aferesis.
Transplantasi sel induk darah tali pusat
Darah tali pusat mengandung sejulah sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulangatau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu.Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.
III.ASPEK HUKUM TRANSPLANTASI
Dari segi hukum ,transplantasi organ,jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia,walaupun ini adalah suatu perbuatan yang melawan hukum pdana yaitu tindak pidana penganiayaan.tetapi mendapat pengecualian hukuman,maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana,dan dapat dibenarkan.
Dalam PP No.18 tahun 1981 tentana bedah mayat klinis, beda mayat anatomis dan transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia tercantum pasal tentang transplantasi sebagai berikut:
Pasal 1.
c. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringa tubuh yang dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal (fungsi) tertentu untuk tubuh tersebut.
d. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mmempunyai bentuk dan faal (fungsi)yang sama dan tertentu.
e. Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat dan atau jaringan tubuh ynag tidak berfungsi dengan baik.
f. Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada orang lain untuk keperluan kesehatan.
g. Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak,pernafasan,dan atau denyut jantung seseorang telah berhenti.
Ayat g mengenai definisi meninggal dunia kurang jelas,maka IDI dalam seminar nasionalnya mencetuskan fatwa tentang masalah mati yaitu bahwa seseorang dikatakan mati bila fungsi spontan pernafasan da jantung telah berhenti secara pasti atau irreversible,atau terbukti telah terjadi kematian batang otak.
Pasal 10.
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia dilaukan dengan memperhatikan ketentuan yaitu persetujuan harus tertulis penderita atau keluarga terdekat setelah penderita meninggal dunia.
Pasal 11
1.Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ditunjukolehmentri kesehatan.
2.Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan
Pasal 12
Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tudak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi.
Pasal 13
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas kertas materai dengan 2(dua) orang saksi.
Pasal 14
Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia,dilakukan dengan persetujuan tertulis dengan keluarga terdekat.
Pasal 15
1.Senbelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia diberikan oleh donor hidup,calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang merawatnya,termasuk dokter konsultan mengenai operasi,akibat-akibatya,dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
2.Dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin benar ,bahwa calon donor yang bersangkutan telah meyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.
Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak dalam kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi.
Pasal 17
Dilarang memperjual belikan alat atau jaringan tubuh manusia.
Pasal 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dan semua bentuk ke dan dari luar negeri.
Selanjutnya dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan dicantumkan beberapa oasal tentang transplantasi sebagai berikut:
Pasal 33.
1.Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ dan jaringan tubuh,transfuse darah ,imflan obat dan alat kesehatan,serta bedah plastic dan rekontruksi.
2.Transplantasi organ dan jaringan serta transfuse darah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan kemanusiaan yang dilarang untuk tujjuan komersial.
Pasal 34
1.Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan disaran kesehatan tertentu.
2.Pengambilan organ dan jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli waris atau keluarganya.
3.Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
IV.ASPEK ETIK TRANSPLANTASI
Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan dalam KODEKI,yaitu:
Pasal 2.
Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi.
Pasal 10.
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani.
Pasal 11.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981,pada hakekatnya telah mencakup aspek etik,mengenai larangan memperjual belikan alat atu jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi atau meminta kompensasi material.
Yang perlu diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan saat mati seseorang akan diambil organnya,yang dilakukan oleh (2) orang doteryang tidak ada sangkt paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi,ini erat kaitannya dengan keberhasilan transplantasi,karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik hasilnya.tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang akan diambil organnya harus benar-benar meninggal dan penentuan saat meninggal dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi dan dinyatakan meninggal jika terdapat kematian batang otak dan sudah pasti tidak terjadi pernafasan dan denyut jantung secara spontan.pemeriksaan dilakukan oleh para dokter lain bukan dokter transplantasi agar hasilnya lebih objektif.
sejarah keperawatan di indonesia dan dunia
Sejarah & Perkembangan Keperawatan di Dunia
Ditulis oleh joe di/pada 09/09/2009
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris.
Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.
Perkembangan keperawatan diawali pada :
1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal.
Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :
a. Mulai dikenal konsep P3K
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan :
1. Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini.
2. Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet.
3. ST. Thomas Hospital (1123 M)
Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.
6. Perkembangan keperawatan di Inggris
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia.
Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan a. l :
a. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.
b. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi perawat.
Sejarah dan Perkembangan Keperawatan di Indonesia
Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda sampai pada masa kemerdekaan.
1. Masa Penjajahan Belanda
Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yaitu pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit.
Tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda.
2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain :
- pencacaran umum
- cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
- kesehatan para tahanan
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju. Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 – 1942 berdiri rumah sakit – rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.
3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.
4. Zaman Kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setimgkat SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985 didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu Keperawatan ) yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Tahun 1995 PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll.
aborsi
|
|
euthanasia
Euthanasia dan Kematian Bermartabat: Suatu tinjauan Bioetika
Membunuh bisa dilakukan secara legal. Itulah euthanasia, pembuhuhan legal yang sampai kini masih jadi kontroversi. Pembunuhan legal ini pun ada beragam jenisnya.
Secara umum, kematian adalah suatu topik yang sangat ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia kedokteran atau kesehatan. Dalam konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi sesuatu yang datang secara tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu yang definit dan dapat dipastikan tanggal kejadiannya. Euthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi.
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara tidak menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan untuk meringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya.
Ada empat metode euthanasia:- Euthanasia sukarela: ini dilakukan oleh individu yang secara sadar menginginkan kematian.
- Euthanasia non sukarela: ini terjadi ketika individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan mental. Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma).
- Euthanasia tidak sukarela: ini terjadi ketika pasien yang sedang sekarat dapat ditanyakan persetujuan, namun hal ini tidak dilakukan. Kasus serupa dapat terjadi ketika permintaan untuk melanjutkan perawatan ditolak.
- Bantuan bunuh diri: ini sering diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk euthanasia. Hal ini terjadi ketika seorang individu diberikan informasi dan wacana untuk membunuh dirinya sendiri. Pihak ketiga dapat dilibatkan, namun tidak harus hadir dalam aksi bunuh diri tersebut. Jika dokter terlibat dalam euthanasia tipe ini, biasanya disebut sebagai ‘bunuh diri atas pertolongan dokter’. Di Amerika Serikat, kasus ini pernah dilakukan oleh dr. Jack Kevorkian.
- Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan kematian. Contoh dari kasus ini adalah memberikan suntik mati. Hal ini ilegal di Britania Raya dan Indonesia.
- Euthanasia pasif menjabarkan kasus ketika kematian diakibatkan oleh penghentian tindakan medis. Contoh dari kasus ini adalah penghentian pemberian nutrisi, air, dan ventilator.
Ada kasus ketika meningkatkan dosis pengurang rasa sakit, seperti pemberian Morfin, dapat memperpendek umur pasien. Namun pemberian morfin tidak dimaksukan untuk menimbulkan kematian, sehingga dipandang secara moral berbeda. Kasus ini juga dapat dilihat dari perspektif falsafah ‘efek ganda’. Prinsip ini berasal dari filsafat moral Immanuel Kant, yang juga dipopulerkan oleh Gereja Katholik. Falsafah ‘efek ganda’ menekankan bahwa suatu efek tindakan tidak akan bisa diterima secara moral ketika ia terjadi secara sengaja, namun tindakan itu akan diterima jika tidak disengaja.
Argumen Pro EuthanasiaKelompok pro euthanasia, yang termasuk juga beberapa orang cacad, berkonsentrasi untuk mempopulerkan euthanasia dan bantuan bunuh diri. Mereka menekankan bahwa pengambilan keputusan untuk euthanasia adalah otonomi individu. Jika seseorang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau berada dalam kesakitan yang tak tertahankan, mereka harus diberikan kehormatan untuk memilih cara dan waktu kematian mereka dengan bantuan yang diperlukan. Mereka mengklaim bahwa perbaikan teknologi kedokteran merupakan cara untuk meningkatkan jumlah pasien yang sekarat tetap hidup. Dalam beberapa kasus, perpanjangan umur ini melawan kehendak mereka.
Mereka yang mengadvokasikan euthanasia non sukarela, seperti Peter Singer, berargumentasi bahwa peradaban manusia berada dalam periode ketika ide tradisional seperti kesucian hidup telah dijungkir balikkan oleh praktek kedokteran baru yang dapat menjaga pasien tetap hidup dengan bantuan instrumen. Dia berargumen bahwa dalam kasus kerusakan otak permanen, ada kehilangan sifat kemanusian pada pasien tersebut, seperti kesadaran, komunikasi, menikmati hidup, dan seterusnya. Mempertahankan hidup pasien dianggap tidak berguna, karena kehidupan seperti ini adalah kehidupan tanpa kualitas atau status moral.
Falsafah Utilitarian Singer menekankan bahwa tidak ada perbedaan moral antara membunuh dan mengizinkan kematian terjadi. Jika konsekuensinya adalah kematian, maka tidak menjadi masalah jika itu dibantu dokter, bahkan lebih disukai jika kematian terjadi dengan cepat dan bebas rasa sakit.
Oposisi terhadap EuthanasiaBanyak argumen anti euthanasia bermula dari proposisi, baik secara religius atau sekuler, bahwa setiap kehidupan manusia memiliki nilai intrinsik dan mengambil hidup seseorang dalam kondisi normal adalah suatu kesalahan. Advokator hak-hak orang cacad menekankan bahwa jika euthanasia dilegalisasi, maka hal ini akan memaksa beberapa orang cacad untuk menggunakannya karena ketiadaan dukungan sosial, kemiskinan, kurangnya perawatan kesehatan, diskriminasi sosial, dan depresi. Orang cacad sering lebih mudah dihasut dengan provokasi euthanasia, dan informed consent akan menjadi formalitas belaka dalam kasus ini. Beberapa orang akan merasa bahwa mereka adalah beban yang harus dihadapi dengan solusi yang jelas. Secara umum, argumen anti euthanasia adalah kita harus mendukung orang untuk hidup, bukan menciptakan struktur yang mengizinkan mereka untuk mati.
Teori Sistem
Teori Sistem dan Chaos
Teori Chaos adalah teori yang berkenaan dengan sistem yang tidak teratur seperti awan, pohon, garis pantai, ombak. Dengan kata lain teori chaos merupakan teori yang acak, tidak teratur dan dinamis. Dalam suatu sistem dengan kondisi tersebut (chaotic), secara umum dapat dicirikan memiliki sekumpulan titik-titik yang rapat dengan orbit-orbit yang periodik, sensitif terhadap keadaan awal sistem (sehingga awalnya titik-titik yang berekatan dapat berevolusi secara cepat ke keadaan-keadaan yang sangat berbeda), suatu sifat yang kadang-kadang dikenal dengan efek kupu-kupu, dan berkesinambungan secara topologi (tidak berubah oleh adanya deformasi elastik). Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar yang tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur. Secara statistik, Chaos adalah kelakuan stokastik dari sistem yang deterministik. Sistem yang deterministik atau sederhana yang hanya memerlukan satu solusi bila ditumpuk-tumpuk akan menjadi sistem yang stokastik atau rumit dan memerlukan solusi yang banyak.
Dari banyak pengertian tentang sistem yang berkembang, satu hal yang pasti adalah tentang aspek keutuhan (wholeness). Sistem memiliki objek yang beragam, mulai dari hal fisik misalnya untuk organisme dan barang elektronik, pada dunia sosial misalnya untuk menyebut sebuah organisasi, sampai ke dunia ide misalnya sistem nilai. Konsep pemikiran sistem lahir dari dunia ilmu alam yang digeluti Herbert Spencer dan penerusnya, serta bidang biologi oleh HJ Henderson dan pengikutnya. Konsep sistem telah digunakan dalam ilmu ekonomi, antroplogi, psikologi, ilmu politik, sosiologi, dan terutama dalam teori organisasi.
Dalam makna sistem sebagai suatu organisasi dari sejumlah element dan bagian yang bekerja sebagai sebuah unit, maka beberapa kata yang dekat dengan pengertian ini adalah entity, integral, sum, totality,dan whole. Sistem juga dapat bermakna sebagai sejumlah bagian yang berkomposisi saling terkoneksi, atau disebut sebagai kompleks (complex). Dan, dalam makna sebagai susunan dan desain yang sistematis, maka ia dekat dengan kata-kata: method, order, orderliness, organization, pattern, plan, systematization, dan systemization. Sedangkan, sebagai pendekatan yang digunakan untuk melihat sesuatu, makna sistem tergambar dalam kata-kata: fashion, manner, method, mode, modus operandi, style, dan way.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat hal, yaitu: (1) Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut. (2) Berisi atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya. (3) Memiliki hubungan internal di antara objek-objek di dalamnya. Dan, (4) Sistem hidup dalam satu lingkungan tertentu.
Konsep sistem telah berkembang menjadi “Teori Sistem” (The systems theory), yang menggunakan pendekatan interdisiplin untuk mempelajari sistem. Teori Sistem dikembangkan oleh Ludwig von Bertalanffy, William Ross Ashby dan lainnya pada dekade 1940-an sampai 1970-an, dengan berbasiskan prinsip-prinsip ilmu fisika, biologi, dan teknik. Lalu kemudian termasuk ilmu filsafat, sosiologi, teori organisasi, manajemen, psikoterapi, dan ekonomi. Dua objek yang menjadi fokus utama Teori Sistem adalah kopleksitas (complexity) dan kesalinghubungan (interdependence). Teori sistem di dalam sosiologi didalami oleh Niklas Luhmann. Kita pun mengenal “dinamika sistem” (system dynamics) sebagai bagian dari Teori Sistem yang mempelajari dinamika perilaku dari sistem. Dari dari sini kemudian lahirlah Teori Chaos (Chaos Theory).
Dalam konteks hubungan antara pendekatan sistem dengan teori Chaos mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Chaos merupakan sesuatu yang sukar untuk didefinisikan. Pada kenyataannya, jauh lebih mudah mendaftar sifat-sifat dimana suatu sistem digambarkan sebagai chaotic daripada memberikan definisi yang tepat terhadap chaos itu sendiri. Dengan demikian, pendekatan teori sistem dengan teori Chaos adalah dengan menempatkan batasan tertentu bagi kemampuan kita meramalkan satu sistem yang kompleks dan non-linear. Penempatan batasan tersebut sangat kaitannya dengan peran dan manajamen yang mempunyai fungsi menjalankan roda organisasi dalam mengatur segala permasalahan yang terjadi dalam mencapai tujuan organisasi, termasuk di dalamnya indikator-indikator chaotic. Oleh karenanya pendekatan sistem dengan teori Chaos tidak terlepas dari peran penting manajemen dalam organisasi. Dalam kontens ini, pendekatan Sistem Dalam Bidang Manajemen, disebutkan dalam LAN, 1995, adalah sebagai berikut:
Pendekatan sistem dapat membantu organisasi mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem jika dipersatukan akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah-jumlah daripada bagian yang beraneka ragam (Chaos).
Dari banyak pengertian tentang sistem yang berkembang, satu hal yang pasti adalah tentang aspek keutuhan (wholeness). Sistem memiliki objek yang beragam, mulai dari hal fisik misalnya untuk organisme dan barang elektronik, pada dunia sosial misalnya untuk menyebut sebuah organisasi, sampai ke dunia ide misalnya sistem nilai. Konsep pemikiran sistem lahir dari dunia ilmu alam yang digeluti Herbert Spencer dan penerusnya, serta bidang biologi oleh HJ Henderson dan pengikutnya. Konsep sistem telah digunakan dalam ilmu ekonomi, antroplogi, psikologi, ilmu politik, sosiologi, dan terutama dalam teori organisasi.
Dalam makna sistem sebagai suatu organisasi dari sejumlah element dan bagian yang bekerja sebagai sebuah unit, maka beberapa kata yang dekat dengan pengertian ini adalah entity, integral, sum, totality,dan whole. Sistem juga dapat bermakna sebagai sejumlah bagian yang berkomposisi saling terkoneksi, atau disebut sebagai kompleks (complex). Dan, dalam makna sebagai susunan dan desain yang sistematis, maka ia dekat dengan kata-kata: method, order, orderliness, organization, pattern, plan, systematization, dan systemization. Sedangkan, sebagai pendekatan yang digunakan untuk melihat sesuatu, makna sistem tergambar dalam kata-kata: fashion, manner, method, mode, modus operandi, style, dan way.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat hal, yaitu: (1) Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut. (2) Berisi atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya. (3) Memiliki hubungan internal di antara objek-objek di dalamnya. Dan, (4) Sistem hidup dalam satu lingkungan tertentu.
Konsep sistem telah berkembang menjadi “Teori Sistem” (The systems theory), yang menggunakan pendekatan interdisiplin untuk mempelajari sistem. Teori Sistem dikembangkan oleh Ludwig von Bertalanffy, William Ross Ashby dan lainnya pada dekade 1940-an sampai 1970-an, dengan berbasiskan prinsip-prinsip ilmu fisika, biologi, dan teknik. Lalu kemudian termasuk ilmu filsafat, sosiologi, teori organisasi, manajemen, psikoterapi, dan ekonomi. Dua objek yang menjadi fokus utama Teori Sistem adalah kopleksitas (complexity) dan kesalinghubungan (interdependence). Teori sistem di dalam sosiologi didalami oleh Niklas Luhmann. Kita pun mengenal “dinamika sistem” (system dynamics) sebagai bagian dari Teori Sistem yang mempelajari dinamika perilaku dari sistem. Dari dari sini kemudian lahirlah Teori Chaos (Chaos Theory).
Dalam konteks hubungan antara pendekatan sistem dengan teori Chaos mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Menyeluruh (unifies) dan berkosentrasi kepada interkasi antara elemen,
- Mempelajari dampak dari interaksi, Menekankan kepada persepsi global,
- Memodifikasi sejumlah variabel secara simultan,
- Percaya bahwa gejala bersifat irreversibility,
- Validitas dicapai melalui perbandingan antara perilaku ideal dengan perilaku realitas,
- Menggunakan model yang tidak didasarkan kepada pengetahuan, namun lebih kepada kegunaannya untuk keputusan dan pelaksanaan (action) atau lebih pragmatis,
- Akan lebih efisien jika interaksi bersifat nonlinear dan kuat (strong), Menyumbang kepada pemahaman yang multidisiplin. Membantu memahami tentang objek yang sesungguhnya, Kaya tentang aspek tujuan, namun lemah dalam detail.
Chaos merupakan sesuatu yang sukar untuk didefinisikan. Pada kenyataannya, jauh lebih mudah mendaftar sifat-sifat dimana suatu sistem digambarkan sebagai chaotic daripada memberikan definisi yang tepat terhadap chaos itu sendiri. Dengan demikian, pendekatan teori sistem dengan teori Chaos adalah dengan menempatkan batasan tertentu bagi kemampuan kita meramalkan satu sistem yang kompleks dan non-linear. Penempatan batasan tersebut sangat kaitannya dengan peran dan manajamen yang mempunyai fungsi menjalankan roda organisasi dalam mengatur segala permasalahan yang terjadi dalam mencapai tujuan organisasi, termasuk di dalamnya indikator-indikator chaotic. Oleh karenanya pendekatan sistem dengan teori Chaos tidak terlepas dari peran penting manajemen dalam organisasi. Dalam kontens ini, pendekatan Sistem Dalam Bidang Manajemen, disebutkan dalam LAN, 1995, adalah sebagai berikut:
- Suatu sistem selalu terdiri dari atas lebih dari satu bagian (subsistem).
- Sistem tertentu selalu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar (Supersystem).
- Sistem dapat bersifat tertutup atau terbuka.
- Setiap sistem memiliki batas-batas sistem.
- Sistem tertutup mempunyai kecenderungan untuk mengalami kemunduran (Entropi)
- Rasio antara input dan output sistem, perlu untuk mempertahankan berbagai macam keseimbangan sistem itu sendiri demi mempertahankan kelestarian hidupnya. (Keseimbangan Dinamis)
- Sistem memerlukan "Feed-Back", guna mengendalikan keseimbangan tersebut.
- Perubahan cepat pada lingkungan sistem, memaksa sistem yang bersangkutan untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap perubahan. Perlu pengembangan sarana yang disamping peningkatan mutu juga memerlukan spesialisasi dan differensiasi yang terjadi pada subsistem.
- Akibat spesialisasi dan differensiasi, struktur sistem itu sendiri harus pula mengalami perubahan. Akibat lain: Batas sistem perlu diperluas.
Pendekatan sistem dapat membantu organisasi mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem jika dipersatukan akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah-jumlah daripada bagian yang beraneka ragam (Chaos).
Read more: http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/teori-sistem-dan-chaos.html#ixzz18A3KNbW5
Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya
penyalahgunaan narkoba
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Berbasiskan Masyarakat
[05 Januari 2004, 10:33 WIB] Oleh : Lina Padmo
[05 Januari 2004, 10:33 WIB] Oleh : Lina Padmo
• Strategi untuk memberi kekuatan pada masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengdentifikasi, memprioritaskan, dan mengambil tindakan terhadap kebutuhan masyarakat secara terpadu.
Mengapa perlu partisipasi masyarakat ?• Masalah narkoba adalah masalah yang sangat kompleks disebabkan oleh berbagai faktor dalam lingkungan, dan umumnya disebabkan oleh : Individu, Lingkungan dan Narkoba.
• Ini menunjukkan bahwa strategi pencegahan yang efektif adalah secara komprehensif dan terpadu.
• Kunci pada program pencegahan yang efektif adalah partisipasi dan kerjasama masyarakat khususnya orang tua, tokoh masyarakat, LSM, sekolah dan anak-anak remaja sendiri.
• Masalah Narkoba adalah masalah masyarakat yang memerlukan kepedulian masyarakat sendiri. Karenanya, wajar bilamana masyarakat berkewajiban dan bertanggung jawab pula untuk menanggulangi masaralah tersebut.
• Masyarakat setempat lebih mengetahui masalah lingkungan mereka sendiri daripada siapapun.
Keadaan Masalah Narkoba Di Indonesia
• Jumlah pasien di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) naik 4x lipat dalam 4 tahun terakhir dan 1.5x lipat dalam 2 tahun terakhir, di mana sebagian besar korban berusia 15-25 tahun.
• Jumlah mahasiswa yang menyalahgunakan obat meningkat dari 366 pada tahun 1996 menjadi 1677 pada tahun 1999.
• Fakta yang paling memprihatinkan adalah bahwa usia awal perkenalan dengan narkoba semakin muda, yaitu : menghisap rokok (6 tahun), zat halusinogen (10 tahun), obat psikotropika (10 tahun) dan opium (13 tahun).
Keadaan Masalah Penyelundupan Narkoba
• Keempukan pasar Narkoba di Indonesia bisa dilihat dari jumlah narkoba yang disita dalam 3 tahun terakhir ini.
• Indonesia sudah menjadi daerah pemasaran gelap narkoba dan sebagai produsen.
• Jumlah Ecstasy dan Shabu yang berhasil disita tahun 1996 – 2000 di Indonesia terus meningkat.
• Tersedianya narkoba dimana-mana.
• Gampang mendapatkannya.
• Harganya relatif terjangkau dalam paket murah meriah.
• Kawasan permukiman menengah ke bawah pun kini menjadi incaran para pedagang narkoba.
Langkah-langkah pelaksanaan program pencegahan berbasiskan masyarakat
• Tahap Persiapan.
• Pemilihan satu masyarakat.
• Identifikasi tokoh-tokoh masyarakat yang peduli pada masalah nrkoba.
• Survei tentang masalah narkoba.
• Pembentukan tim/kelompok anti narkoba (penugasan tanggung jawab).
• Lokakarya/pelatihan untuk kelompok/tim anti narkoba.
• Penyusunan rencana kerja pencegahan penyalahgunaan narkoba.
• Evaluasi Program Pencegahan
• Pemilihan satu Masyarakat
Pilih satu Kecamatan, Kelurahan, RT/RWv
Tersedianya anggota masyarakat yang peduli/siap mendukung kegiatan pencegahanv
Ada potensi kerjasama dari pemerintah dan LSM.v
Mempunyai sumber dayav
• Survei – Mempelajari dan menganalisa masalah narkoba
Tingkat kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang masalah narkobav
Keadaan dan jangkauan masalah narkoba.v
Jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan, penyebab penyalahgunaan.v
Program/tindakan pencegahan yang sudah terlaksana.v
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan narkoba yang ada.v
Kelompok masyarakat yang terlibat dalam program pencegahan.v
Sumber daya yang tersedia.v
• Pembentukan Tim/Kelompok Anti Narkoba Anggota Tim Anti Narkoba terdiri dari :
Tokoh-tokoh masyarakat/agama.v
Orang tua.v
Kelompok remaja.v
Para guru/siswav
LSMv
Tugas Badan Koordinasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
• Menyusun rencana kerja tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba.
• Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan.
• Mengadakan evaluasi program pencegahan.
• Menyusun kebijakan tentang penanggulangan masalah narkoba ditempat.
• Membuat laporan tentag program pencegahan yang terlaksana.
• Lokakarya – Pelatihan Badan Koordinasi/Tim Anti Narkoba.
• Penyusunan rencana kerja pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
• Kunci pada program pencegahan yang efektif adalah partisipasi dan kerjasama masyarakat khususnya orang tua, tokoh masyarakat, LSM, sekolah dan anak-anak remaja sendiri.
• Oleh karena itu, rencana kerja untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba perlu berfokus kepada anak remaja, orang tua, guru, dan tokoh masyarakat sebagai mitra dan sasaran dalam pencegahan.
Kegiatan apa yang dapat diberikan bagi :
Anak Remaja
• Pelatihan life skills seperti bagaimana menolak penawaran Narkoba oleh teman sebaya, berkomunikasi yang baik, membuat keputusan yang benar dan sebagainya.
• Kegiatan alternatif untuk mengisi waktu luang, seperti kegiatan olah raga, kesenian dan lain lain.
• Menjadi peer educator atau role model untuk tidak menggunakan narkoba.
• Membangun kelompok sebaya disekolah/masyarakat dengan budaya, perilaku yang sehat dan berdisiplin serta bertanggung jawab.
Orang tua
• Pelatihan parenting skills.
• Penyuluhan tentang narkoba.
• Deteksi dini penyalahgunaan narkoba.
• Menjadi role model yang baik
• Memantau perilaku anak sehari-hari
• Menjalin kerjasama yang baik dengan sekolah
Guru
• Pembinaan murid mulai umur SD tentang kesadaran dan pengertian tentang penggunaan obat secara tepat.
• Peningkatan kemampuan guru dalam mengajar ilmu pengetahuan secara menarik, lancar dan menyenangkan.
• Integrasi pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba.
• Pendekatan pihak sekolah pada anak secara lebih intensif melalui bimbingan karir untuk siswa SMA secara professional.
• Penambahan kegiatan fisik dan mental yang menarik dan bermanfaat.
Tokoh Masyarakat
• Mengikutsertakan dalam pengawasan Narkoba dan pelaksanaan Undang-Undang.
• Mengadakan penyuluhan, kampanye pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
• Rujuk korban Narkoba ditempat pengobatan.
• Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
• Tahap Pelaksanaan.
v Pelaksanaan rencana kerja.
Contoh program/kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkoba
v Penyuluhan, penerangan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat seperti :
Ø Information Campaign (melalui kegiatan rutin masyarakat seperti arisan/rapat ibu-ibu di tingkat RT/RW.
Ø Information Campaign (melalui kegiatan rutin masyarakat seperti pengajian ibu-ibu Majelis Taklim, tingkat Kelurahan.
Ø Information Campaign melalui rapat bulanan pengurus RT/RW.
Ø Information Campaign melalui exhibits (pameran) di sekolah.
Ø TV, leaflet, sticker, poster, dsb.
Ø Information campaign organisasi perempuan di tingkat Kecamatan.
Ø Penyuluhan pada organisasi perempuan di tingkat Kecamatan.
Pendidikan orang tua tentang strategi-strategi pencegahan, sepertiv cara mengasuh anak yang baik, cara mengajar anak bagaimana menolak penawaran Narkoba, cara meningkatkan harga diri anak, cara mendeteksi penyalahgunaan Narkoba, cara hidup sehat, dsb.
Contoh : Program Orang tua Berbasiskan Masyarakat
PARENTING SKILLS
Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Oleh :
Prof. Paulina G. Padmoehoedojo, MA, MPH
Ketua, Research Consultants Indonesia (Recon-Indo)
Staf Ahli, Badan Narkotika Nasional (BNN), Indonesia
Program pendidikan dan pelatihan bagi orang tua berbasiskan masyarakat adalah program utama oleh Research Consultants Indonesia (Yayasan Recon-Indo) sebagai strategi pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Dengan permasalahan yang sedemikian kompleks ini memerlukan partisipasi rakyat khususnya keluarga dan para orang tua yang merupakan benteng dalam pencegahan masalah Narkoba. Program Parenting Skills ini membuktikan bahwa kelompok orang tua, apabila diberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengasuh anak yang baik serta pencegahan, merupakan mitra masyarakat yang paling efektif dalam pencegahan. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kekebalan anak-anak (drug proof children and youth) terhadap Narkoba melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan para orang tua tentang pencegahan dan mengasuh dan mendidik anak dengan baik. Yayasan Recon-Indo mengakui bahwa keberhasilan para orang tua dalam mendidik anak dengan baik merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat pada seluruh masyarakat.
Program Parenting skills berbasiskan masyarakat ini adalah program pencegahan yang dilakukan para orang tua untuk para orang tua di masyarakat. Sebagaimana ditunjukkan dari pengalaman pencegahan penyalahgunaan narkoba, faktor utama program pencegahan yang efektif adalah kerjasama para orang tua yang sadar dan mengetahui tentang masalah narkoba. Selain itu, pengalaman menunjukkan bahwa apabila orang tua diberikan dorongan dan bantuan moril, mereka dapat menjadi “radical change agent” dan mitra masyarakat yang aktif dalam usaha pencegahan. Sebab para orang tua adalah orang-orang yang paling peduli kepada anak-anak.
Program Parenting Skills berbasiskan masyarakat oleh Yayasan Recon-Indo ini tidak hanya memberikan informasi yang akurat tentang masalah narkoba tetapi juga memberi kesempatan pada orangtua untuk memeriksa hubungan mereka dengan anak-anak mereka dan mempelajari cara-cara untuk memperbaikinya. Program ini juga membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para orangtua tentang keadaan dan situasi masalah narkoba di masyarakat termasuk akibat dan bahaya penyalahgunaan narkoba, membahas beberapa alasan mengapa anak-anak menyalahgunakan narkoba seperti alasan tekanan teman sebaya dan sikap para orangtua, serta mengajarkan para orangtua tentang peranan mereka di bidang pencegahan termasuk mengasuh anak dengan baik.
Pendidik Orang tua (Parent Peer Educator). Dalam program ini, sembilan puluh (90) pendidik orang tua atau parentpeer educators telah dilatih dan diharapkan melatih dan mendidik orangtua lain di lingkungan masing-masing melalui rapat dan pertemuan rutin para kelompok dan organisasi para orang tua. Materi-materi pendidikan yang diberikan termasuk keadaan dari situasi masalah narkoba di tingkat nasional peranan para orang tua di bidang pencegahan dan keterampilan mengasuh dan mendidik anak dengan baik (Parenting Skills).
Program Parenting Skills oleh Yayasan Recon-Indo dilaksanakan untuk membantu para orang tua meningkatkan keterampilan mereka untuk membentuk hubungan kekeluargaan yang kuat. Kita menyadari bahwa jika orang tua diharapkan mempunyai anak yang lebih baik, orang tua harus menjadi pendidik yang lebih baik. Para orangtua mempunyai kewajiban memberikan pendidikan dasar untuk kesejahteraan anak dan memberi bimbingan untuk perkembangan kepribadian anak. Karena kepribadian individu dibentuk dalam beberapa tahun pertama kehidupan, maka tuhun-tahun awal tersebut sangat penting untuk kesejahteraan anak. Dalam program ini, cara-cara untuk membentuk hubungan keluarga yang kuat diajarkan antara lain :
1. Peningkatan komunikasi dalam keluarga dimana anak-anak diberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginan. Anak merasa penting dan dihargai apabila orang tua siap menjadi pendengar aktif.
2. Membantu anak meningkatkan harga diri dengan cara berfokus pada kemampuan anak bukan pada kekurangan dan kelemahan; menahan diri untuk tidak mengkritik; pemberian pujian dan mencari keberhasilan dalam pekerjaan walaupun kecil; pemberiaan tugas dan tanggung jawab yang membangun kepercayaan; dan menghindari perbandingan usaha anak dengan usaha anak lain. Perlu disampaikan kepada anak anda bahwa bagaimanapun ia akan tetap diterima kehadirannya dalam keluarga tanpa syarat apapun.
3. Membantu anak-anak berani menyatakan “tidak” pada narkoba. Penelitian membuktikan, mereka yang mempunyai resiko tertinggi untuk mulai menggunakan narkoba adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Itu sebabnya ketrampilan melakukan perlawanan (resistance skills) sudah diajarkan sebelum anak berusia sembila tahun atau selambat-lambatnya pada usuai 12 tahun.
Dalam program ini, para orangtua diajarkan pula tentang peranan mereka di bidang pencegahan seperti berikut ini :
a. Orangtua sebagai contoh yang baik. Orang tua menyadari bahwa kebiasaan dalam keluarga besar pengaruhnya pada anak-anak. Orang tua yang biasa menyalahgunakan minuman keras dan rokok dapat mempengaruhi anak untuk ikut menyalahgunakan zat-zat tersebut. Jika ayah atau ibu pemabuk atau selalu memakai obat setiap kali merasa sakit, kemungkinan besar anak-anak akan pula menjadi pengguna alcohol dan obat-obatan. Beberapa cara bagaimana orang tua rnenunjukkan contoh-contoh yang baik dan sehat :
1) Berhati-hati tentang kebiasaan penggunaan obat setiap badan sakit atau setiap ada masalah.
2) Memelihara dan memperhatikan kesehatan melalui makanan yang bergizi dan olah raga yang teratur.
3) Menjelaskan kapan sebaiknya obat itu digunakan dan tidak digunakan.
b. Orang tua sebagai pendidik. Dalam program parenting skills oleh Yayasan Recon-Indo, para orang tua diberikan fakta-fakta tentang masalah narkoba, khususnya tentang akibat dan bahaya narkoba terhadap pertumbuhan dan kesehatan. Mereka mempelajari materi materi pendidikan pencegahan yang boleh diberikan mulai dari anak-anak sampai siswa. Misalnya, anak-anak TK sampai SD 3, hanya diberikan informasi tentang cara-cara hidup sehat dan penggunaaan obat secara aman (safe use of medicine), dilanjutkan dengan efek zaf; zat yang legal seperti rokok dan rninuman keras pada tingkat SD 4-6. Informasi tentang bahaya jenis-jenis narkoba dimulai pada tingkat SMP.
c. Orang tua sebagai Rule Setters. Orang tua diharapkan menyediakan .peraturan yang jelas tentang “Dilarang Narkoba”. Langkah selanjutnya adalah penyarnpaian harapan kita kepada anak-anak untuk mengikuti peraturan tersebut secara tegas tetapi dengan penuh rasa kepedulian. Peraturan tersebut sangat membantu membuat anak-anak merasa aman.
d. Orang tua sebagai pengawas. Untuk menghindari anak dari bahaya narkoba, orang tua juga harus meningkatkan perannya sebagai pengawas. Orang tua perlu tahu siapa saja teman anaknya, ke mana mereka pergi dan apa kegiatan mereka. Tetaplah bangun sampai saat anak pulang pada waktu malam.
e. Orangtua sebagai detektor penyalahgunaan narkoba. Para orangtua perlu mengetahui gejala-gejala penyalahgunaan narkoba agar mereka segera dapatmembantu. Ada tiga gejala yang menunjukkan bahwa anak itu menyalahgunakan narkoba yaitu : Pertama, hadirnya peralatan narkoba, seperti pipa rokok yang biasa dipakai untuk menghirup kokain/heroin; kelias linting untuk ganja atau botol kecil dan pemantik (korek) gas. Kedua, kehadiran narkoba itu sendiri. Ketiga, adanya bau alkohol atau narkoba lainnya. Tanda-tanda lain adalah perubahan perilaku dan keadaan tubuh anak seperti, munculnya kebosanan pada hal-hal yang pada awalnya sering dilakukan dengan senang hati. Juga menurunnya prestasi, menjadi mudah tersinggung, malas, mengantuk, berat badan menurun dan suka memakai baju lengan panjang untuk menyembunyikan suntikan pada lengan.
4. Selain ini, Pembentukan jaringan orangtua berdasarkan lingkungan atau sekolah dimana para orangtua berpartisipasi dan mendukung program pencegahan penyalahgunaan narkoba, juga dilaksanakan.
Para orang tua menyusun perjanjian bersama berfokus pada kegiatan-kegiatan anak-anak seperti pesta malam minggu, piknik bersama, waktu pulang rumah, dsb.
Pengalaman Yayasan Recon-Indo tentang Parenting Skills menunjukkan bahwa apabila para orangtua menyadari, mengetahui dan trampil mengasuh dan mendidik anak dengan baik, mereka mempunyai harapan besar untuk menjamin anak-anak bebas narkoba.
a. Mendukung kebijaksanaan sekolah tentang penyalahgunaan narkoba.
b. Membantu keluarga yang bermasalah narkoba.
c. Pembentukan Tim penanggulangan masalah narkoba di sekolah.
d. Pembahasan kebijaksanaan penggunaan dan pengedaran narkoba disekolah.
e. Pelatihan para guru tentang masalah dan strategi pencegahan narkoba.
f. Pembentukan program-program pencegahan di sekolah seperti “peer counseling”, “peer education” dan “peer leadership”.
g. Melaksanakan kegiatan-kegiatan alternatif seperti : olahraga, kesenian, dsb.
h. Penyusunan sistem rujukan.
i. Pendekatan keamanan – kerjasama antara Polisi (Polsek) dan masyarakat melalui hotline yang dapat memberi rasa aman dan tenteram bagi warga.
Langganan:
Postingan (Atom)